Walaupun banyak ditentang oleh semua lapisan masyarakat terutama mahasiswa sampai turun ke jalan besar-besaran akhirnya Pemerintah menaikkan juga harga minyak yang selama ini di subsidi yaitu mulai tanggal 24 Juni 2008 pkl.00.00 Waktu Indonesia Barat, Premium dengan harga Rp.6,000 kemudian Solar dengan harga Rp.5,500 dan minyak tanah Rp.2,500.
"Kita cari akal yang lain untuk tidak buru-buru menaikkan,"
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono
Tetapi setelah pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak ini ada dua kampus yang menggelar aksi tersebut di depan kampus mereka yaitu kawan-kawan dari Universitas Nasional, Jakarta Timur dan Universitas Kristen Indonesia-Jakarta, walaupun sempat terjadi kejadian yang menurut penulis polisi terlalu lebay dalam mengamankan tempat mereka bertugas.
Kita hanya bisa pasrah saja dengan kenaikan harga minyak ini, kita bisa pahami bagaimana kesulitannya pemerintah dalam mensejajarkan harga kebutuhan minyak kita dengan kebutuhan minyak dunia, penulis bukan mendukung kebijakan pemerintah justru penulis dalam kehidupan sehari-hari sama seperti rakyat yang terus memikirkan besok apakah bisa makan dengan kondisi saat ini, tapi apa salahnya pemerintah melihat lagi bagaimana kondisi rakyat sekarang dimana harus menunggu selama hampir 12 jam di depot hanya untuk mendapatkan 1-2 liter minyak tanah, belum lagi di luar pulau Jawa yang nasibnya tidak jauh beda dengan nasib para penunggu minyak tanah, bahkan berhari-hari.
Tetapi yang ada mengganjal dalam hati penulis ketika pengumuman itu berlangsung dan di jadikan Breaking News di stasiun televisi yaitu DI MANA PRESIDEN BERADA ? bukankah seharusnya Presiden Republik Indonesia Yang Mulia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang mengumumkan dan menjelaskan kepada rakyat Indonesia kenapa Indonesia harus menaikkan harga bahan bakar minyak, KENAPA Menteri Keuangan Republik Indonesia Yang Mulia Ibu Sri Mulyani, dan kenapa juga pengumuman itu berlangsung di Kantor Kementerian Keuangan Republik Indonesia kawasan Lapangan Banteng BUKAN di Istana Negara Kawasan Medan Merdeka ?
“ Dengan sangat berat dan terpaksa pemerintah menempuh opsi mengurangi subsidi BBM “
Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono
( Sabtu 24/5-2008 )
Menurut analisa awam penulis, Presiden sudah kehilangan pamornya sehingga supaya tidak hilang dan terperosok pamornya di depan rakyat atau konstituennya yang rata-rata orang miskin yang tahun 2004 memilihnya sebagai RI1 dan RI2 lebih baik bersembunyi dan duduk manis didepan televisi menyaksikan dan mendengarkan komunikasi politik dari pembantunya mungkin ditemani secangkir kopi hitam atau teh manis dengan sepiring kacang goreng atau pisang goreng, karena kalau sampai Presiden yang memberikan pernyataan, itu berarti Presiden menelan ludah sendiri karena pada tahun 2005 ketika krisis minyak dunia seperti sekarang Presiden secara terbuka dan direkam oleh sejumlah pihak termasuk wartawan cetak dan televisi serta online ( silakan kawan-kawan wartawan, buka kembali isi kaset yang anda rekam dan beritahu masyarakat luas melalui kaset itu apa yang terucap oleh SBY dari mulutnya ketika memberikan pernyataan soal isu harga minyak dunia naik ) yang mengatakan bahwa bahan bakar minyak di Indonesia TIDAK AKAN naik, tetapi kenyataan sekarang ? apakah ini sifat dari seorang pemimpin ?
BBM sudah naik itu berarti program Bantuan Tunai Langsung Plus- BLT Plus segera keluar dengan dana satu keluarga dihargai Rp.100,000 untuk satu bulan selama setahun dan ditambah beras serta kebutuhan pokok lainya, yang menjadi pertanyaan adalah apakah efektif dana itu untuk kebutuhan sehari-hari rakyat miskin bila kita bandingkan dengan kebutuhan yang ada diluar rumah mereka, sementara pemerintah berasumsi dengan adanya BLT jilid dua rakyat akan semakain terbantu, masalahnya adalah bagaimana kalau data yang digunakan pada BLT jilid satu berbeda jauh dengan keadaan sekarang, dimana mungkin yang kemarin menerima sekarang sudah meninggal atau sudah pindah, lalu kemana itu dana untuk orang yang sekarang mungkin sudah meninggal atau pindahan apakah disimpan dalam kas negara atau masuk kantong pegawai pos ? sementara jumlah rakyat miskin baru semakin hari dalam hitungan jam semakin bertambah
Menurut penulis, apa yang dilakukan oleh pemerintah sepertinya hanya bersifat (maaf) hangat-hangat tahi ayam dimana tiga bulan awal saja kegiatan ini berlangsung dan direkam oleh kalangan media, dan para pemimpin bangsa ini bangga bisa menyelamatkan nasib rakyat miskin, tetapi bagaimana dengan tiga-bulan setelah itu apakah masih seperti tiga bulan diawal ?
Memang yang dibutuhkan rakyat terutama kaum miskin dan papa adalah mereka bisa mendapatkan kebutuhan mereka terutama sembako dengan layak dan terjangkau, bukan seperti saat ini dimana semua kebutuhan mahal dan kalaupun ada bantuan misalnya beras raskin, kondisi dari beras itu tidak sesuai dengan kondisi beras yang sebenarnya malahan yang ada kondisi beras yang sangat tidak wajar untuk di konsumsi walaupun itu sering dibantah oleh pemerintah melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Apakah program pemerintah jilid kedua ini akan lancar dan mencapai sasaran walaupun sejumlah daerah ada yang menolak kebijakan dari pusat ini melihat pengalaman dari jilid satu yang tidak mencapai sasaran ? kita lihat saja perkembangannya apakah rakyat miskin di negara ini sudah berkurang hingga tidak ada lagi karena program ini yang tepat sasaran atau malah makin banyak rakyat miskin baru dalam hitungan jam-nya di negara ini.
Dan catatan buat para aparat yang selalu menjaga garis depan dan selalu berhadapan satu lawan satu setiap rekan-rekan mahasiswa berdemo dan tentunya para komandan lapangan INGAT !!! Baju dinas anda, Celana cokelat dinas anda, sepatu dan kaus kaki anda, mobil dan motor patroli, HT, pentungan, pistol dan peluru termasuk senapan Gas Air mata itu anda dapat DARI UANG RAKYAT termasuk mahasiswa yang membayar pajak, jadi JANGAN CARI MUKA !!! kita sama – sama tahulah anda sebenarnya juga menolak kebijakan yang dikeluarkan dari panglima tertinggi anda, tapi karena tugas negara yang mewajibkan anda tegas, tapi TOLONG !! Hargailah Demokrasi dan kegiatan apresiasi dari kawan-kawan mahasiswa terhadap suatu isu, jangan asal main tangkap, pelintir leher mahasiswa, sekarang kalau ternyata yang anda pelintir adalah anak dari komandan anda atau anak dari kawan anda atau anak anda dipelintir oleh kawan anda bagaimana penjelasan anda ?
Negara ini Belum Bangkit dan Merdeka dari arti sebenarnya di lapangan dan dimata masyarakat miskin dan kaum papa….