Sabtu, 19 Juli 2008

Selamat Berjuang ATM Demokrasi Bangsa


Pertama-tama penulis ingin mengucapkan selamat kepada para partai-partai politik yang dinyatakan lulus verifikasi yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum, dan tepat tiga hari yang lalu yaitu pada tanggal 12 Juli 2008 telah memasuki masa kampanye yang mana disinilah partai akan merayu ibarat rayuan gombal kepada setiap warga agar memilih mereka karena jika mereka rakyat ini memilih partai mereka maka negara akan makmur dan berubah, ternyata ?

Kenapa judul diatas penulis tulis, karena partai politik di negara ini tidak lebih dari mesin Anjungan Tunai Mandiri dimana setiap ada event yang mengundang massa banyak pasti UUD-Ujung-Ujungnya Duit dan itulah yang berlaku hingga akhir masa jabatan sampai harus pindah rumah dari rumah dinas ke Hotel Prodeo KPK,apakah ini yang disebut partai ?

Penulis setuju dengan apa yang diucapkan oleh pengamat terkemuka dan agak sedikit menggelitik setiap mengeluarkan statementnya yaitu bahwa partai ini selain sudah menjadi ATM Demokrasi dan yang lebih para sudah rusak demokrasi di negara ini dimana kita mengenal semboyan dari Vox Populi Vox Dei yang artinya suara rakyat adalah suara Tuhan tetapi kenyataannya adalah Vox Populi Vox Genum yaitu suara rakyat suara gemericik emas dan itulah yang dijadikan patokan untuk partai menyerap warga untuk menyuruhnya.

Kita tidak usah munafiklah, bagaimana kerja partai politik di Indonesia yang semakin lima tahun pasti bertambah, semua rata-rata adalah berbau UUD- Ujung-ujungnya duit entah itu masuk menjadi anggota partai atau pada saat mendaftar untuk menjadi anggota legislative dan itu semua harus menyertakan beratus-ratus ribu lembar hvs persegi panjang dengan nominal rupiah yang nolnya berderetan panjang..

Sebenarnya apa fungsi dari partai itu sendiri, kalau menurut penulis yang dimaksud dengan partai politik adalah sebuah organisasi yang mana job desknya adalah menyalurkan aspirasi masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang berlangsung dan mengawasi jalannya pemerintahannya, tetapi kenyataannya apa ?

Pemerintah atau negara ini hanya berubah pada saat tahun 1998, selanjutnya ? masih hanya ibarat ganti baju saja karena basah tetapi tetap saja tidak ada yang berubah bahkan mundur jauh, kita bisa lihat berapa banyak anak yang putus sekolah, berapa banyak wanita yang sekarang berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial mulai dari yang terang-terangan hingga kamuflase seperti ayam kampus atau ayam putih abu-abu atau sekretaris pribadi plus-plus karena apa ?, trus berapa banyak keluarga yang setiap harinya bingung dan selalu berkata dalam hati “ besok kita makan apa ya ?” lalu berapa banyak pengemis yang berkeliaran di setiap perempatan lampu merah baik di Jakarta maupun di daerah mulai Ujung Pulau Sabang hingga ujung Pulau Merauke apakah hal seperti diperhatikan oleh partai untuk mengkritik pemerintah ? NON SEN !! yang ada mungkin mereka-mereka inilah yang berkerja di Senayan yang membuat ini semua hanya satu UANG itulah malapetakanya.

Karena Uang banyak pejabat yang harus menginap atau Check-in di Hotel Prodeo baik yang ada di Kuningan-Jakarta Selatan, atau di Jend. Sudirman atau yang ada disekitar Trunojoyo- Blok M, karena uang juga banyak pejabat kita selalu melakukan pekerjaan dengan instant, kalau seperti ini apalah fungsi dari Partai Politik yang semakin hari semakin banyak saja, kalau begini tidak ubahnya seperti pesta ulangtahun bocah dimana selalu ada pembagian kue yang mana selalu berebutan untuk mendapatkan porsi yang tersebar, dan itulah yang banyak dialami oleh partai politik di negara ini jadinya negara ini bukannya semakin baik malah semakin hancur.
Soal adanya rencana golput pun mengemuka, kalau menurut penulis secara pribadi jika kita melihat seperti sepertinya indeks orang Indonesia untuk melakukan golput untuk pemilu mendatang akan semakin banyak, karena banyak sekali partai yang melakukan kebohongan publik ya ibaratnya sudah memperawani wanita sampai (maaf!) ketagihan wanitanya diawalnya manis akan bertanggung jawab tetapi begitu hamil ditinggal begitu saja..nah seperti itulah partai di Indonesia.

Yang menjadi pertanyaan besar adalah mau sampai kapan partai ini selalu melakukan kebohongan publik ke rakyat demi sesuap nasi dan segenggam berlian segentong perut tanpa memperhatikan negara ini dan tentunya rakyat, dan berapa banyak persentasi golput di negara ini tahun depan pada saat pemilu 2009 melihat hancurnya perilaku partai baik secara perorangan atau secara Lembaga.

Kita nantikan saja….

Asik Jam Kantor ama Pabrik disamakan !!!

Beberapa hari ini di Istana sedang hangat-hangatnya isu adanya krisis listrik dimana setiap daerah diwilayah negara ini seperti negara ketika jaman perang dimana listrik dipadamnkan karena tidak terjangkaunya atau kelebihan pasokan listrik yang mengakibatkan banyak daerah padam.

Karena issue inilah pemerintah membuat sebuah kebijakan yang menurut penulis agak diluar kapasitas orang waras, dimana pemerintah merekomendasikan agar pabrik, kantor, dan pusat hiburan dibatasi jam beroperasinya maksudnya ?

Ya..itu tadi karena tidak ada pasokan listrik oleh PLN dan juga untuk mencanangkan Hari Hemat Nasional sehingga yang penulis tulis tadi, pabrik, kantor dan pusat hiburan bahkan stasiun televisi dibatasi jam operasionalnya.

Menurut penulis apa yang dilakukan oleh pemerintah sangat konyol yang mana pemerintahlah yang harus bertanggung jawab penuh atas listrik di negara ini bukan membatasi jam operasi dari pabrik hingga stasiun televisi.

Kita tahu bagaimana operasional pabrik dimana mesin-mesin itu baru bisa berjalan dan berkerja mesti satu jam dioperasikan, belum lagi kalau banyak pemesanan. Kemudian soal televisi di sederhanakan siarannya hingga jam 24.00 soal yang satu ini, sudah pernah dicoba tetapi mana hasilnya ? tidak jelas dan berkelanjutan.

Yang menjadi pertanyaan buat negara dari penulis yaitu, kalau memang nantinya pabrik akan sama rata beroperasi, sudah pasti berapa keuntungan dan kehematan yang di dapat negara ? sedangkan negara kita masih saja merangkak ibarat bayi dua tahun dalam sector industri setelah ditinggal beberapa pabrik besar sebut Sony yang pindah pabrik ke Vietnam, kemudian industri sepatu, sedangkan sekarang ini kabarnya para konglomerat Jepang yang menanamkan investnya di Indonesia akan pasang kuda-kuda untuk pindahan pabrik kalau issue ini benar jadi dilaksanakan, kalau sudah seperti ini bagaimanaekonomi negara ini ?

Menurut penulia issue ini adalah penghilangan dosa, karena sebenarnya mereka yang salah karena tidak bisa dan tidak becus mengurus sector listrik dan migas yang berakibat rakyat menjadi sengsara dan tentunya negara ini, dan satu lagi memangnya negara ini menganut sistem komunis sosialis dimana sebuah bidang harus sama rata dan sama rasa, sementara banyak pihak melarang dan mengharamkan komunis hidup dinegara ini.

Pemerintah sebenarnya bisa menekan pasokan listrik seminimal mungkin dengan cara mengubah sistem kerja di bidang kelistrikan yang ada selama ini, tingkatkan pengawasan berikan penghargaan dan hukuman bagi karyawan sector ini, karena bagaimanapun listrik bisa pada atau kelebihan pasokan adalah kurang teliti dan seenaknya saja menjual-belikan listrik tanpa ada prosedur, sehingga akibatnya ya seperti ini.

Menurut penulis kepada para pemimpin bangsa di negara kita yang tercinta ini (?), sebaiknya issu yang anda utarakan lebih baik distop dulu, karena tidak ada manfaatnya dan bahkan lebih menjerumuskan negara ini menjadi negara yang tidak kooperatif dalam sector industri.

Akankah issue ini akan bergulir dan bagaimana nasib negara ini jika issu ini digulirkan dan dilaksanakan ? kita tunggu saja….

PLN + Pemadaman = Barang rusak, siapa yang ganti ?


Beberapa hari belakangan ini, banyak daerah di Negara ini yang menjadi korban dari kebijakan yang tidak jelas dari perusahaan listrik Negara dimana adanya pemadaman giliran disetiap wilayah dan itu terjadi hampir setiap hari.

Ini bukan yang pertama kali PLN melakukan kebijakan yang tidak etis, tapi sudah berulang kali, bahkan di luar pulau Jawa, pemadaman tidak jauh beda daripada orang sakit minum obat dan lebih parah ada yang berminggu-minggu tidak merasakan yang namanya listrik, ketika ditanya kenapa adanya pemadaman, jawaban mereka kalau menurut penulis adalah jawaban anak kecil yaitu adanya kerusakan dan perbaikan penjelasan itu terus yang selalu dikeluarkan dalam press release kepada masyarakat jika PLN mengalami kenaikan jumlah pasokan listrik.

Benarkah pasokan listrik di Indonesia mengalami kekurangan ? itulah pertanyaan yang harus dan wajib kita tanyakan kepada PLN tetapi kita pun sudah tahu jawaban apa yang terlontar daripada Kepala Biro Humas dari PLN, jawabannya pun pasti sama seperti yang penulis utarakan di atas yaitu adanya kerusakan dan perbaikan pada jaringan distribusi listrik yang mengakibatkan banyaknya daerah mengalami pemadaman, sampai di sinikah permasalahan daripada pemadaman listrik ?

Ternyata tidak, karena banyak dampak yang sangat luas daripada aksi pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN, salah satunya adalah banyaknya barang elektronik milik rakyat seperti kulkas, AC, Televisi dan sebagainya akibat dari aksi ini banyak yang rusak karena tidak stabilnya ketersediaan pasokan listrik dalam hal ini kapasitas voltasenya, kalau seperti ini kepada siapa rakyat meminta ganti rugi atas kerusakan alat elektronik ini, apakah mau PLN mengganti rugi alat elektronik rakyat dengan yang baru.

Itu baru kebutuhan yang digunakan sehari-hari rakyat, bagaimana dengan kebutuhan anak sekolah seperti belajar, dengan adanya pemadaman ini berapa banyak anak sekolah yang harus rela tidak belajar, rela tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya karena padamnya listrik kalau anak sekolah tidak ada kegiatan ujian baik ujian semester atau Ujian Akhir, bagaimana kalau ada ujian, apakah PLN mau menggantikan posisi mereka atau merekomendasikan kepada dinas pendidikan bahwa anak-anak yang rumahnya kena pemadaman agar diberi nilai B atau B+ jika mereka tidak lulus atau mendapatkan nilai ? paling juga jawaban mereka sama seperti diatas ( betul tidak ! )

Kemudian yang membuat penulis agak sedikit jengkel adalah setiap bulan rakyat membayar dengan susah payah rekening listrik biar tidak diputus secara sepihak, tetapi imbal baliknya adakah PLN memberikan diskon bahkan sampai gratis selama 1 bulan tidak bayar rekening jika rumahnya masuk dalam pemadaman ? jawabnya Tidak. Kemudian bagaimana dengan tagihan Listrik di perkantoran terutama kantor pemerintahan, adakah PLN melakukan pemutusan secara sepihak bahkan sampai puitus total ? seperti inilah yang menyebabkan pasokan listrik tersendat.

Jadi kalau menurut penulis ini adalah akal-akalan PLN untuk cuci dosa, karena bagaimanapun penulis lihat para petinggi-petinggi PLN tidak becus dalam mengurus dan menginventasikan kebutuhan PLN kepada rakyat, bagaimana mungkin semua gardu listrik rusak setiap hari dan setiap bulan, memangnya dalam PLN tidak ada pengawasan ? atau jangan-jangan laporannya hanya berdasarkan ABS-Asal Bapak Senang.

Soal penghematan, penulis agak ragu dengan ajakan pemerintah ini, karena bagaimanapun rakyat sudah dari dulu berhemat dalam segi apapun termasuk didalamnya hemat listrik, lalu bagaimana dengan pemerintah sendiri termasuk para pemimpin dan karyawan eselon I di lingkungan PLN sudahkah mereka berhemat listrik ? sekedar intermezzo, penulis pernah melihat Kantor Pusat PLN dengan mewahnya gedung itu bertaburan kilatan cahaya pada malam hari ibarat hotel berbintang internasional, padahal kita tahu kalau malam banyak kantor yang tidak ada lagi karyawannya, akan lebih elegan kalau dimatikan lampu tiap ruangan, tetapi apa yang penulis lihat tidak sesuai dengan anjuran berhemat, begitu juga pada siang hari, jadi sangat munafik, konyol dan naïf pemerintah kita terutama PLN yang berkoar-koar meminta semua pihak termasuk rakyat berhemat tetapi dilingkungan sendiri belum berhemat…

Jadi pesan penulis kepada para pemimpin bangsa ini, dari nurani anda sendirilah berkelakuan baru anda bisa berkoar dan mengajak semua pihak misalnya berhemat, kalau seperti sekarang anda meminta berhemat tapi lacurnya anda tidak berhemat apa kata dunia….

Matinya Kebebasan Pers di Negara ini


Beberapa hari yang lalu tepatnya di kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan digelar sidang atas pemberitaan Koran Tempo dengan Perusahaan Kertas asal Riau dimana Koran Tempo digugat oleh perusahaan kertas ini karena pemberitaan tentang illegal logging yang membuat perusahaan ini merasa terpojokkan dengan pemberitaan itu, menurut Koran Tempo apa yang mereka lakukan dalam hal pemberitaan tidak menyalahi aturan yang dikeluarkan organisasi pers baik didalam negeri sendiri atau global.

Ternyata hasil dari sidang perkara itu ? Koran Tempo dinyatakan kalah dan harus membayar uang ganti dan permintaan maaf melalui media cetak yang telah disebutkan dan juga media televisi selama 7 hari berturut-turut.ini untuk kesekian kalinya Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjadi kuburan atau kutukan maut bagi kebebasan pers jika bersengketa dengan pihak terkait dalam hal pemberitaan.

Kita bisa lihat sebelum Koran Tempo, ada kasus Majalah Time dengan Dinasti Cendana soal pemberitaan investigasi majalah Time soal harta yang ada dan dipegang oleh Dinasti Cendana, akibat dari pemberitaan ini dan persidangan ditempat yang sama, majalah Time dituntut mengganti kerugian sebesar lebih dari Rp.1 M kepada Dinasti Cendana, dan tentnunya masih banyak lagi kasus yang mana media dijadikan pesakitan di wilayah Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.

Benarkah kebebasan pers dinegara ini sudah runtuh, tapi menururt penulis apa yang dilakukan oleh Pengadilan Jakarta Selatan sangat jelas sekali bahwa para hakim dan penggugat ingin memasung kebebasan bermedia di Negara ini. Memang pers di Negara ini berbeda dengan pers yang ada di luar sana kalau kita mengukur untuk skala regional misalnya di Malaysia, kalau di Malaysia persnya masih saja diawasi oleh pemerintahan, lain lagi dengan pers di Myanmar yang jelas-jelas dikelola dan diawasi secara ketat oleh junta militer.

Yang menjadi pertanyaan adalah sesadis itukah pers dalam pemberitaan sehingga banyak pihak yang ingin memasung bahkan membatasi kebebasannya dalam memberitakan suatu kejadian kepada masyarakat? Perlu di ingat Pers adalah satu dari 4 pilar kebebasan demokrasi di suatu Negara, pers memang kaitannya adalah memberitakan suatu kejadian kepada masyarakat, atau dengan kata lain pers adalah memberikan jawaban atas pertanyaan dari semua rakyat, tapi ada satu hal yang tidak diingat atau dilupakan oleh masyarakat adalah Pers bisa membangun Negara ini baik personal atau lembaga menjadi kuat atau meruntuhkan Negara, banyak contoh pers dengan Negara salahsatunya adalah anda tentu ingat dengan kasus WaterGate sebuah konspirasi dimana bocornya pembicaraan antara tim sukses Presiden Amerika Richard Nixon dengan salahsatu partai yang akhirnya membuat Presiden Nixon mundur secara sukarela karena malu, kasus ini terbongkar sehingga menurunkan kredibilitas dari seorang Nixon adalah berkat dua orang jurnalis harian terkemuka ibukota di Amerika dan mereka bekerjasama dengan salahsatu orang dari partai tersebut dengan sandi istilah dalam pornografi deephtroat dan baru beliau telah meninggal identitas sang deepthroat ini terungkap, atau kasus skandal seks yang dilakukan oleh Presiden Amerika ke 42, Bill Clinton terhadap Sekretaris magang di ruang Ouval Gedung Putuh- Marryland Washington DC. Di Negara ini pun jurnalis banyak membongkar berbagai skandal yang memalukan yaitu salahsatunya adalah kasus kekerasan yang terjadi di Institut Pendidikan Dalam Negeri dimana akhirnya Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia kebakaran jenggot, karena mungkin mereka tahu tapi ditutup-tutupi dengan permainan yang sangat cantik, tapi sekali lagi dengan apa yang penulis tulis di atas Jurnalis bisa mengagungkan Negara ini baik secara personal maupun lembaga bisa juga menjatuhkan sampai jatuh sekali Negara ini, dan prediksi penulis sebentar lagi jurnalis dengan kemampuannya akan menjatuhkan Negara ini lewat tulisan yang mereka alami bersama dengan rakyat terhadap Negara ini.

Jadi saran penulis sich, khususnya kepada para pejabat atau siapapun hormatilah kinerja pers itu sendiri, kalau memang ada tulisan yang membuat anda tersinggung atau terpojok dan tentunya ada bukti-bukti bahwa anda tidak terlibat, anda bisa mengajukan keberatan tulisan dari sang wartawan lewat hak Tanya kepada harian tersebut, dan nantinya dari pihak redaksi akan menjawabnya tentunya lewat mungkin pertemuan langsung atau lewat rubric surat pembaca, kalau seperti itu lebih elegan dan kekeluargaan daripada harus lewat jalur hukum.

Jadi, akankah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjadi kuburan lagi bagi para kuli tinta dalam menjalankan tugasnya sebagai jurnalis yang memberikan informasi dan jawaban bagi rakyat yang ingin mengetahui sebuah peristiwa ? kita lihat saja.

Viva La Furia Roja Espana, Danke Austria – Swiss

Hanya satu ungkapan kepada Tim Nasional Spanyol yaitu Perfecto ezcellente dimana, pada awal-awal menjelang turnament ini akan digelar, Iker Casillas dan kawan-kawan tidak diprediksikan untuk menjadi juara, untuk lolos grup saja masih dipandang sebelah mata dikarenakan adanya kontroversi dari sang pelatih Opa Aragones dimana untuk pertama kalinya dalam mungkin sejarah sepakbola Spanyol tidak memasukkan satu pemain yang selalu langganan dan menjadi trademark dari Timnas ini yaitu Raul Gonzalez Blanco.

Tetapi itu semua dapat ditepis oleh sang Opa dengan title gelar juara atau yang punya benua biru Eropa sebagai Juara Piala Eropa 2008 mengalahkan tim Der Panzer dengan cetakan gol pemain Spanyol yang bermain di klub Liverpool – Fernando “ Il Nino “ Torres.
Sekali lagi dalam dunia persepakbolaan tidak ada yang mustahil, semua bisa berubah, setelah Piala Eropa Tahun 2004 di Lisabon-Portugal Negeri 100 dewa – Yunani dengan keperkasaannya menjadi Juara setelah menyingkirkan sang tuan rumah Portugal dengan Skor 1-0 yang dicetak oleh pemain Angelos Charisteas, dan sejarah itu terulang di Swiss dimana Spanyol yang tidak diunggulkan sama seperti Yunani bisa menaklukkan tim sekuat Jerman hanya dengan skor 1-0

Sekali lagi Perfecto Excellente Viva La Furia Roja Espana, dan Danke Austria – Swiss, see in Euro 2012 Poland-Ukraine

Susunan Pemain:Jerman: Lehmann, Friedrich, Metzelder, Mertesacker, Lahm (Jansen 46), Hitzlsperger (Kuranyi 58), Frings, Podolski, Ballack, Schweinsteiger, Klose (Gomez 79).Cadangan: Enke, Adler, Fritz, Westermann, Rolfes, Neuville, Trochowski, Borowski, Odonkor.Kartu kuning: Ballack, Kuranyi.Spanyol: Casillas, Sergio Ramos, Puyol, Marchena, Capdevila, Senna, Iniesta, Fabregas (Alonso 63), Xavi, Silva (Santi Cazorla 66), Torres (Guiza 78).Cadangan: Palop, Reina, Albiol, Fernando Navarro, Villa, Sergio Garcia, Arbeloa, Juanito, De la Red.Kartu kuning: Casillas, Torres.Gol: Fernando Torres 33'.Penonton: 51.428 orangWasit: Roberto Rosetti (Italia)

Jumat, 04 Juli 2008

SBY… Penghematan apa lagi yang anda mau !


Beberapa hari ini DKI dan kota-kota di negara ini semakin lama semakin tidak menentu nasibnya karena hampir setiap jam selalu ada saja aksi demo yang dilakukan baik oleh mahasiswa atau masyarakat sehubungan dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak – BBM yang tadinya berkisar di Rp. 4,500 sekarang menjadi Rp. 6,000 untuk satu liter, dan lebih parahnya adalah hari-hari ini harga minyak di pasar dunia menembus level US $ 145 untuk satu liter ( silakan anda konversikan sendiri dari Dollar Amerika ke Rupiah, capek ).

Setelah harga BBM menembus isu US $ 145, lantas apakah negara akan menaikkan kembali harga minyak setelah pemerintah melakukan kebohongan publik dimana pada tahun 2005 lalu dengan lantangnya sang Presiden di Istana ketika kalau tidak salah selepas melantik Kepala Staff mengatakan bahwa sehubungan dengan harga minyak yang melambung harga kebutuhan minyak di dalam negeri belum ada perubahan, tetapi kenyataannya malah NAIK !! ini jelas sekali kebohongan publik.

Belum lagi kabarnya Indonesia keluar dari induk organisasi penghasil minyak dunia atau OPEC, alasan keluar hanya untuk menekan dan mengawasi aliran minyak untuk kebutuhan dalam negeri tetapi usut punya usut negara kita sebelum menyatakan keluar dari organisasi OPEC sudah membayar uang keanggotaan sampai Desember tahun depan kalau seperti ini jelas rugi donk udah bayar keanggotaan malah keluar.

Ada apa dengan pemerintah yang semakin lama semakin tidak jelas menghadapi badai minyak dunia ini ibarat orang yang kebakaran jenggot. Sebenarnya kalau kita bisa melihat dari dampak harga minyak ini kita tidak perlu pusing karena kita sebagai penghasil minyak seharusnya kita bisa sabar dan bahkan untung karena kita juga mengekspor minyak, tetapi kenyataannya ?

Mungkin inilah karma yang diterima pemerintah dari Tuhan karena tidak beresnya kinerja daripada para pejabat terutama di sector migas yang seenaknya bahkan dibego-bego-in sama perusahaan minyak dunia, kita bisa lihat di tiap daerah negara ini pasti ada perusahaan minyak asing yang mana komposisi bagi hasilnya tidak jelas apakah yang untung pemerintah atau perusahaan minyak asing itu yang untung besar.

Seharusnya kita bisa menekan tingkat kegiatan dan bagi hasil dari perusahaan-perusahaan minyak asing itu, bagaimana caranya ? contohlah negara yang dipimpin oleh Presiden yang berlatar belakang petani koka Evo Morales yaitu Bolivia, dimana dalam hari-hari pertamanya menjabat sebagai Presiden Bolivia beliau mengundang semua kepala perwakilan dari perusahaan-perusahaan minyak asing yang sedang mengeksploitasi minyak di negaranya dan meminta mereka menandatangani kesepakatan bagi hasil dimana pemerintah Bolivia mendapatkan keuntungan dari eksploitasi perusahaan minyak asing itu sebanyak 70-85 % sedangkan perusahaan minyak tersebut hanya mendapatkan 15-20% saja, awalnya para perusahaan ini menolak dengan keras tapi lambat laun mereka lulu juga, kenapa juga model seperti ini diterapkan di Indonesia ?

Penghematan

Akibat dari harga minyak yang melambung ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan penghematan yang ditujukan kepada semua lapisan tapi kalau menurut penulis hanya di lapisan bawah saja yang disuruh berhemat, tetapi bagaimana denga lapisan atas ? sudah terbukti lewat sebuah tayangan dimana sejumlah gedung pemerintahan yang pada siang hari yang mana matahari sudah diatas kepala dan masuk ke ruangan masih menyalakan lampu, soal hemat bensin pun penulis masih sangsi dengan apa yang dianjurkan oleh Presiden karena presiden sendiri setiap melakukan kegiatan yang bersifat kenegaran berapa banyak liter bensin yang keluar jika presiden setiap kegiatan selalu dikawal dengan full kawalan paspamres, belum lagi jika keluar negeri untuk kunjungan kenegaraan atau menghadiri sebuah forum atau konfrensi tingkat kepala negara dan pemerintah.

Jadi saran penulis kepada pemerintah, tolong anda berkaca dulu sebelum anda berbicara atau memberikan wejangan kepada masyarakat lewat media, rakyat sudah dari jaman adam dan hawa melakukan yang namanya penghematan mulai dari listrik hingga bingung apalagi yang harus dihemat, maksudnya adalah berikanlah contoh kepada masyarakat negara ini yang jumlah hampir 220 juta jiwa ini bagaimana pengertian hemat dan bukti nyata dari kata hemat itu sendiri, kalau itu sudah bisa dijalankan secara otomatispun rakyat akan percaya dan akan melakukan apa yang pemerintah lakukan dalam hal berhemat bukan seperti saat ini.

Apakah benar pemerintah menganjurkan agar semua lapisan berhemat untuk menstabilkan konsumsi minyak bumi di negeri ini ? atau hanya lapisan bawah saja yang berhemat ? kita tunggu saja….

Happy B’ Day Indonesian Police


Pertama-tama penulis ingin mengucapkan selamat ulangtahun kepada institusi Polri yang tanggal satu juli kemarin tepat berumur 62 tahun semoga semakin jaya dan selalu mengutamankan keprofessionalisme dalam bertugas.

Umur 62 tahun bukanlah umur yang kemarin sore, tetapi umur yang sudah cukup matang untuk melihat dunia ini tetapi kenyataannya umur 62 tahun didalam tubuh kepolisian Indonesia tidak sama bahkan jauh berbeda ibarat bumi dan langit, kita bisa lihat bagaimana perilaku polisi kita yang dengan terang-terangan didepan mata masyarakat yang melintas.

Contoh Polisi yang kelakuannya agak aneh dan tidak menunjukkan keprofessionalisme dari institusi kepolisian yang jelas-jelas melanggar hukum yang penulis saksikan dengan mata dan kepala sendiri tentunya yaitu di daerah Cawang- Jakarta Timur, dimana mulai lepas dari area Markas Kodam sampai putaran halim dekat terowongan banyak aksi polisi menerima uang daripada para timer atau kondektur bis maupun sopir angkutan umum, dan polanya adalah sang timer menghampiri sang petugas sambil salaman tetapi salamannya bukan tipe salaman yang lazim melainkan diselipkannya uang dengan nilai nominal Rp. 5,000 hingga Rp. 20,000 coba anda bayangkan berapa banyak trayek bus kota antar kota dan antar propinsi yang melintas, belum lagi ratusan trayek angkutan kota kalau satu mobil sang polisi mendapatkan jatah paling kecil Rp. 5,000 berapa penghasilan sang polisi ini selama 1 jam ?

Belum lagi polisi pada malam hari dengan menggunakan mobil parroli, penulis melihat beberapa kali aksi polisi dalam menjaring upah sampingannya yaitu dengan modus kaca samping sopir diturunkan sedikit yang memungkinkan dua jari masuk, kemudian dengan santainya sang polisi ini jalan pelan untuk menjaring para pedagang atau timer dengan cara mereka memasukkan uang itu seperti memasukkan uang kedalam celengan, kembali lagi coba pengunjung atau pembaca hitung berapa banyak nominal uang yang polisi ini dapat dalam semalam, karena untuk modus operansi mobil ini nominalnya tidak jauh beda dengan polisi yang tidak mengendarai kendaraan mobil patroli. Belum lagi kalau misalnya STNK atau BPKB dan SIM daripada sopir ini di tahan sama polisi, penulis pernah dengar dan melihat ( lagi!) dengan mata dan kepala sendiri hanya dengan uang Rp. 25,000 surat-surat kendaraan bisa kembali ke tangan sopir tanpa harus mengikuti sidang Hebat !!!

Itu baru kelakuan daripada polisi di wilayah hukum Polsek Kramat Jati dan Makassar, bagaimana dengan Polisi yang dekat langsung dengan Kantor Kepolisian Resort Jakarta Timur a.k.a di kawasan Jatinegara ternyata tidak jauh beda ibaratnya 11-12 lah dengan kelakuan polisi di kawasan Cawang, dimana tepatnya di dekat persis halte bus way pasar Jatinegara dimana dengan mudahnya Polisi menerima Tips dari kondektur bus kota seperti Kopaja 502 ( Kp. Rambutan – Tanah Abang ) Patas 2 ( Kp. Rambutan – Kota ), Steady Safe 937 ( Kp. Rambutan – Tanah Abang ) dan Bus 115 ( Kp. Rambuatan – Kota) dengan cara sama seperti yang dilakukan di cawang, beginikah sifat dari kepolisian kita atau Cuma di Jakarta saja.

Kalau kita mencoba bertanya kepada mereka setelah mereka melakukan, paling juga jawab mereka adalah kalau tidak seperti ini bagaimana dapur bisa ngebul kalau hanya mengandalkan gaji.

Gaji ? ya masalah itulah yang selalu dibawakan oleh Kapolri dan juga Panglima Jenderal Tentara Nasional Indonesia beserta jajaran staff jika ada rapat dengar pendapat dengan kaum parlement, tetapi yang menjadi pertanyaan adalah kalau sudah dinaikkan gaji para perwira polisi dan tentara ini mereka tidak akan melakukan dunia per-tips-an lagi ? ini hal yang mustahil bin mustahal.

Bagaimana mengatasinya, ya perlu waktu yang cukup lama dan panjang untuk mengakhiri ini semua, tapi balik lagi yaitu sejahterakan para perwira pangkat bawah ini karena merekalah ujung tombak dari keamanan negara ini BUKAN para jenderal, karena kita tahulah bagaimana jadi dari seorang Letnan hingga Jenderal yang bisa berbandrol hampir Rp.200 juta selama satu bulan ! belum lagi tunjangan-tunjangan sedangkan perwira pangkat berapa ?

Yang kedua adanya penghargaan dan penghukuman bagi para perwira yang berada dilapangan tentunya yang dasar penghargaan dan penghukuman ini berasal dari kalangan masyarakat yang melintas atau yang memang kena mungkin baik disengaja ataupun tidak untuk melihat kinerja mereka,atau mereka menuliskan di sejumlah harian, karena selama ini penulis melihat banyak disejumlah harian terutama di desk surat pembaca yang mengkritik dengan sistem modus operasi dari perwira pangkat bawah yang menyesatkan, jadi tolong diperhatikan.

Sebenarnya masih banyak persoalan yang dihadapi polisi menurut mata penulis, tapi hanya sebagian ini yang kiranya sesuai dengan idiom polisi yaitu Melindungi dan Melayani dan sesuai dengan idiom dan kenyataan dilapangan terhadap masyarakat, semoga kedepannya Polisi kita menjadi Polisi yang jujur serta keprofessionalismenya semakin tinggi, jayalah Kepolisian Indonesia….